Merangsang Bayi Mau Merangkak

Posted by gadhing Property 0 comments
Anda memang harus khawatir bila bayi tidak merangkak atau cara merangkaknya tidak benar hingga lewat usia 8 bulan. Tidak bisa merangkak disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari malnutrisi, obesitas, kurang stimulasi merangkak, hingga keterlambatan perkembangan, kelainan gerakan kasar, gangguan keseimbangan dan lainnya. Berikut, tips merangsang bayi agar mau dan gemar merangkak.
 
  • Sering tengkurapkan (tummy time) bayi sejak dini, yang merangsangnya untuk mengangkat tubuh, mengangkat kepala dan bergerak dengan perutnya, yang merupakan cikal bakal merangkak.
  • Hindari baby walker dan sering turunkan bayi dari stroller atau gendongan untuk diletakkan di ruangan luas dan bersih untuk merangsangnya merangkak. Sediakan alas matras atau karpet dan aman dari benda-benda berbahaya, seperti stop kontak.
  • Letakkan mainan di hadapan bayi. Mainkan agar dia tertarik meraihnya, tepuk tangan atau beri pujian meski bayi baru bisa menggeser posisi sedikit dnegan perut atau malah mundur ke belakang. Jika ia berhasil meraioh mainan, beri pujian ia pintar.
  • Sediakan mainan yang ‘mempromosikan’ merangkak, seperti drum yang bisa menggelinding, bola atau boneka yang bisa memantul. Bayi suka ‘mengejar’ benda yang menarik hatinya.
  • Beri ia contoh, maka merangkaklah bersama bayi.
  • Tidak terburu-buru distimulasi untuk berjalan (berdiri, merambat, atau titah).
  • Rencanakan untuk melakukan terapi pijat, senam, fisioterapi atau terapi okupasi karena adakalanya stimulasi saja tidak cukup untuk mengembangkan kemampuan merangkak. Konsultasikan pada dokter anak Anda.
Bila bayi merangkak dengan cara kurang tepat, misanya bear crawl atau merangkak dengan kedua kaki diluruskan, maka harus dikoreksi. Bila bayi mengesot terus, mungkin karena otot-ototnya lemah sehingga dia tidak bisa mengangkat perut. Hal ini banyak dialami anak yang mengidap sindroma down.
Fisioterapi dapat membantu memperbaiki keterlambatan atau gangguan merangkak dnegan cara meningkatkan kemampuan motorik kasar bayi secara  khusus, membantu meningkatkan koordinasi, stabilisasi dan keseimbangan, mencegah dan mengoreksi kelainan bentuk tubuh, bila ada.
 

tari samba tk negeri smt model terpadu bojonegoro

Posted by gadhing Property 0 comments
dalam rangka Hari Kartini Tahun 2012
di GOR SMT Bojonegoro

HARI KARTINI: tk negeri smt bojonegoro

Posted by gadhing Property 0 comments
Lomba diikuti oleh TK, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak dan Pos PAUD.
“Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan potensi anak usia dini. Lomba yang diselenggarakan antara lain fashion show, halang rintang, menyanyi, estafet bendera dan finger painting,”
Di samping itu, kegiatan yang bertempat di GOR SMT ini juga dimeriahkan oleh pentas hiburan gerak dan lagu oleh TK Negeri Sekolah Model Terpadu, dan drum blek IGTKI Kecamatan Nogosari.
Diharapkan, dengan adanya lomba ini untuk anak usia dini untuk mengasah dasar – dasar kemampuan fisik motorik, kognitif, psikomotorik dan afektif terutama nilai – nilai keagamaan atau kebribadian.

kenzie nirwasita gadhing

Posted by gadhing Property 0 comments




Waspada Penyakit Kawasaki pada Anak anak

Posted by gadhing Property 0 comments
WASPADAI bila balita demam tinggi dalam waktu yang lama. Mungkin saja anak Anda menderita penyakit kawasaki. Bagaimana mengatasi dan mencegah penyakit ini?

Penyakit kawasaki ditemukan pertama kali oleh Dr Tomisaku Kawasaki di Jepang tahun 1967 dan saat itu dikenal sebagai mucocutaneous lymphnode syndrome. Untuk menghormati penemunya, maka dinamakan penyakit kawasaki. Di Indonesia, banyak yang belum memahami penyakit yang berbahaya ini, bahkan di kalangan medis sekalipun. Hal inilah yang menyebabkan diagnosis acap terlambat dengan segala konsekuensinya.

Penampakan penyakit ini juga dapat mengelabui mata sehingga dapat terdiagnosis sebagai campak, alergi obat, infeksi virus, atau bahkan penyakit gondong. Penyakit yang lebih sering menyerang ras Mongol ini terutama menyerang balita dan paling sering pada anak usia 1-2 tahun.

Bahkan, pernah ditemukan penderita penyakit ini pada seorang bayi berusia 3 bulan yang menderita demam selama 18 hari. Anak laki-laki lebih sering terkena daripada perempuan.

Angka kejadian per tahun di Jepang tertinggi di dunia, yaitu berkisar 1 kasus per 1.000 anak balita, disusul Korea dan Taiwan. Di Amerika Serikat (AS) berkisar 0,09 persen (pada ras kulit putih) sampai 0,32 persen (pada keturunan Asia-Pasifik) per seribu balita. Menurut American Heart Association, lebih dari 4.000 kasus penyakit ini didiagnosis setiap tahun di AS.

Di Indonesia, kasus penyakit ini ditemukan sejak tahun 1996. Diprediksi setidaknya ada 5.000 kasus baru penderita kawasaki setiap tahunnya. Namun, hanya sekitar 100 sampai 200 kasus yang terungkap sehingga masih ada ribuan kasus penyakit kawasaki yang masih belum diketahui.

Sekitar 20-40 persennya mengalami kerusakan pada pembuluh koroner jantung. Sebagian akan sembuh , namun sebagian lain terpaksa menjalani hidup dengan jantung yang cacat akibat aliran darah koroner yang terganggu.

Sebagian kecil akan meninggal akibat kerusakan jantung. Dr Scott Alenick, seorang ahli jantung pediatrik di New Jersey, AS, mengatakan penyakit kawasaki adalah suatu kondisi yang memengaruhi anak-anak, terutama anak-anak di bawah usia 5 tahun dan menyebabkan aneurisma dan penyumbatan di pembuluh darah.

”Kami biasanya melihat penyakit ini terjadi saat musim dingin, namun dapat terjadi sepanjang tahun. Ini sangat tidak biasa meninggal dari penyakit kawasaki,”  tuturnya.

Bahaya sindrom kawasaki, kata dia, adalah bahwa penyakit ini dapat menyebabkan aneurisma besar dalam pembuluh darah yang memberi makan darah ke jantung. ”Kawasaki tidak datang dalam derajat keparahan, tetapi bervariasi bahwa hal ini mungkin karena tidak ada aneurisma, aneurisma kecil, aneurisma sedang atau aneurisma raksasa,” ujar Alenick.

Penyebab penyakit kawasaki hingga saat ini belum diketahui meski diduga kuat akibat suatu infeksi. Belum ada bukti yang meyakinkan. Karena itu, cara pencegahannya juga belum diketahui. Penyakit ini juga tidak terbukti menular. Gejala awal pada fase akut adalah demam yang mendadak tinggi dan bisa mencapai 41°C. Demam berfluktuasi selama setidaknya 5 hari, tetapi tidak pernah mencapai normal. Pada anak yang tidak diobati, demam dapat berlangsung selama 1-4 minggu tanpa jeda. Pemberian antibiotik tidak menolong. Sekitar 2-3 hari setelah demam, mulai muncul gejala lain secara bertahap yaitu bercak merah di badan yang mirip seperti penyakit campak.

Namun, gejala batuk pilek yang dominan pada campak biasanya ringan atau bahkan tidak ada pada penyakit kawasaki. Gejala lain yang timbul adalah kedua mata merah, tapi tanpa kotoran (belekan), pembengkakan kelenjar getah bening di salah satu sisi leher sehingga kadang diduga penyakit gondong (parotitis), lidah merah menyerupai stroberi, bibir juga merah dan kadang pecah-pecah, telapak tangan dan kaki merah dan agak membengkak.

Kadang anak mengeluh nyeri pada persendian. Pada fase penyembuhan terjadi pengelupasan kulit di ujung jari tangan serta kaki dan kemudian timbul cekungan berbentuk garis melintang pada kuku kaki dan tangan (garis beau).

Penderita penyakit kawasaki harus dirawat inap di rumah sakit dan mendapat pengawasan dokter ahli jantung anak. Komplikasi yang paling ditakutkan adalah pada jantung (terjadi pada 20-40 persen penderita) karena dapat merusak pembuluh nadi koroner. Komplikasi ke jantung biasanya mulai terjadi setelah hari ke-7-8 sejak awal timbulnya demam.

Pada awalnya dapat terjadi pelebaran pembuluh, kemudian bisa terjadi penyempitan bagian dalam atau sumbatan. Akibatnya aliran darah ke otot jantung terganggu sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada otot jantung yang dikenal sebagai infark miokard. Pemeriksaan jantung menjadi hal yang sangat penting termasuk EKG dan ekokardiografi (USG jantung). Kadang ultrafast CT scan, MRA (magnetic resonance angiography) maupun kateterisasi jantung diperlukan pada kasus yang berat. Pemeriksaan laboratorium untuk penyakit ini tidak ada yang khas.

Obat yang mutlak harus diberikan adalah imunoglobulin secara infus selama 10-12 jam. Obat yang didapat dari plasma donor darah ini ampuh untuk meredakan gejala penyakit kawasaki maupun menekan risiko kerusakan jantung. Jika dengan obat-obatan tidak berhasil, kadang diperlukan operasi pintas koroner (coronary bypass) atau bahkan, meskipun sangat jarang,transplantasi jantung. Kematian dapat terjadi pada 1-5 persen penderita yang umumnya terlambat ditangani dan puncaknya terjadi pada 15- 45 hari setelah awal timbulnya demam.

Meskipun demikian, kematian mendadak dapat terjadi bertahuntahun setelah fase akut. Penyakit kawasaki juga dapat merusak katup jantung (terutama katup mitral) yang dapat menimbulkan kematian mendadak beberapa tahun kemudian. Kemungkinan kambuhnya penyakit ini adalah sekitar 3 persen.

Pada penderita yang secara klinis telah sembuh total sekalipun, dikatakan pembuluh koronernya akan mengalami kelainan pada lapisan dalam yang memudahkan terjadinya penyakit jantung koroner pada usia dewasa muda kelak. Jika ditemukan serangan jantung koroner akut pada dewasa muda, mungkin perlu dipikirkan kemungkinan pernah terkena penyakit kawasaki saat masih anak-anak. Kiranya kita semua perlu mewaspadai penyakit ini agar tidak menimbulkan korban lebih lanjut.

sumber dari : OKEZONE

Sasty

 

gadhing property Template by Ayah Bojonegoro | 2012