Sumber : Koran Tempo
Wajah Evie yang tenang tiba-tiba menegang. Ibu tiga anak ini
terhenyak saat membaca salah satu surat elektronik yang dikirim
temannya. Isinya mengingatkan agar berhati-hati dalam menggunakan obat
batuk dan flu. Sebab, kedua jenis obat itu bisa membuat perdarahan di
otak karena mengandung phenylpropanolamine (PPA). “Benar-benar
mengerikan,” ia berkomentar. Bukan cuma Evie, rekan sekantornya,
Singgih, pun memiliki kecemasan serupa. Ayah satu anak ini mencoba
mencari tahu gara-gara kiriman surat elektronik serupa.
Dalam jumpa pers di Departemen Komunikasi dan Informatika, Selasa
lalu, Kepala Badan Pengawas Pengendalian Obat dan Makanan Husniah
Rubiana Thamrin Akib memberi jawaban. Ia menegaskan tidak benar pada
Maret 2009, Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan Amerika Serikat
(FDA) mengeluarkan peringatan bahaya menyangkut sejumlah obat batuk dan
flu dengan kandungan PPA seperti yang ditemukan dalam pesan singkat dan
surat elektronik sejumlah orang. Pesan itu menyebut merek, di antaranya
Decolgen, Mixaflu, Mixagrip, Neozep Forte, Procold, Sanaflu, Stopcold,
Siladex, Triaminic Drops, Tusalgin, Flucyl, dan Fludane.
Husniah menyebutkan, FDA memang telah menarik semua jenis obat dengan
kandungan PPA, sehingga di sini pun ramai dibicarakan. Alasan penarikan
itu karena ada studi yang menunjukkan gejala perdarahan di otak
(hemorrhagic stroke) jika mengkonsumsi dalam dosis besar. Dosis ini
biasanya ditemukan pada obat pelangsing yang dijual bebas di Amerika
Serikat. Padahal Indonesia tidak pernah menyetujui penjualan obat dengan
kandungan PPA sebagai obat pelangsing. Jelas bahwa obat batuk dan
pelangsing adalah dua hal yang berbeda.
Soal kandungan PPA dalam obat batuk dan flu sebenarnya sudah
didengungkan sejak tahun 2000-an di Negeri Abang Sam. Sesuai dengan
rekomendasi FDA, sejumlah perusahaan farmasi di negeri tersebut sudah
melakukan perubahan kandungan, bahkan menambahkan sejumlah peringatan
dan menyatakan obat bebas tidak diperuntukkan bagi anak di bawah dua
tahun bahkan enam tahun.
Keamanan dan efektivitas antihismatin, decongestant, antitusin, dan
ekspektoran pada anak pun ditelisik FDA. Awal tahun lalu, badan ini
mengevaluasi hasil studi pada rentang 1969-2006 serta menemukan 54 anak
meninggal karena decongestant dan 69 orang disebabkan antihismatin.
Kebanyakan kematian terjadi pada anak di bawah dua tahun. Badan ini juga
menyimpulkan, obat dengan kandungan tersebut sebaiknya tidak diberikan
kepada anak di bawah 12 tahun. Dan disarankan untuk melakukan konsultasi
ke dokter sebelum meneguk obat-obatan.
Di Indonesia, BPOM menyarankan untuk mengkonsumsi obat flu dan batuk
yang mengandung PPA sesuai dosis. “Selain peringatan dalam kemasan,
harus diperhatikan, tidak boleh diminum melebihi dosis maksimal bagi
anak dan dewasa,” Husniah menjelaskan. Ia menambahkan, dosis maksimal
orang dewasa adalah 75 miligram hari dan anak-anak 37,5 miligram per
hari. Kandungan PPA dalam obat tersebut disebutnya berfungsi sebagai
penghilang gejala hidung tersumbat.
Selama ini, dengan dosis tersebut BPOM belum menemukan laporan efek
samping, apalagi sampai perdarahan di otak. Husniah menyebutkan,
peringatan kepada penderita tertentu sudah tercantum jelas pada kemasan.
Jika obat batuk dan flu dengan kandungan PPA dikonsumsi sesuai aturan
pakai, efek sampingnya adalah mengantuk, sakit kepala, mual, muntah,
gelisah, atau susah tidur. “Efeknya ringan dan sementara,” ia
menegaskan.
Lagi pula sebenarnya ketika anak batuk dan flu, orang tua tidak perlu
risau. Seperti diungkapkan oleh sejumlah dokter spesialis anak, batuk
bukanlah penyakit, hanya suatu gejala dan umumnya tidak berbahaya, yang
bisa ditangani dengan asupan cairan yang memadai serta istirahat. Dr
Purnamawati, SpA pun menekankan hal ini dalam bukunya, Smart Parent
Healthy Child. Ia menyebutkan, batuk merupakan salah satu mekanisme
tubuh untuk membersihkan saluran napas dan paru-paru dari
mikroorganisme, lendir, dan benda asing.
American Academy of Pediatrics (AAP) pun menyatakan pengobatan untuk
batuk dan flu umumnya tidak efektif dan memicu efek sampingan serius
bagi anak. Lagi pula ada cara lain untuk menangani gejala batuk pilek.
Tahukah Anda bahwa delapan gelas air, jus buah, dan air kaldu atau air
perasan jeruk campur madu dapat membantu melegakan hidung tersumbat
serta mencegah dehidrasi? AAP pun menyarankan untuk melembapkan udara
dengan hydrator atau vaporizer, menggunakan tetesan air garam untuk
mengeringkan hidung yang berair, memberi anak sup ayam hangat, dan bila
sudah memburuk, baru konsultasi dengan dokter anak. RITA | DIANING SARI
Periksa ke Dokter
1. Bila batuk disertai demam tinggi, di mana suhu di atas 40,5 derajat Celsius, kemungkinan terjadi infeksi bakteri.
2. Dahak kental, berbau, dan berwarna.
3. Muntah-muntah berwarna hijau.
4. Batuk yang mengeluarkan darah.
5. Batuk berlangsung lebih dari tiga pekan.
6. Diikuti pembengkakan di wajah atau tenggorokan.
7. Kesulitan bernapas atau napas pendek-pendek.
2. Dahak kental, berbau, dan berwarna.
3. Muntah-muntah berwarna hijau.
4. Batuk yang mengeluarkan darah.
5. Batuk berlangsung lebih dari tiga pekan.
6. Diikuti pembengkakan di wajah atau tenggorokan.
7. Kesulitan bernapas atau napas pendek-pendek.
Langkah Sederhana
1. Beristirahat dan tidur yang cukup.
2. Tingkatkan asupan cairan. Dengan cara ini, Anda terhindar dari dehidrasi, mencegah lapisan dalam tenggorokan tidak mengering, serta dahak menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan.
3. Hindari minuman bersoda karena memperparah dehidrasi. Untuk orang dewasa, kurangi kopi dan minuman beralkohol.
4. Jauhkan diri dari asap rokok karena akan memperparah kondisi.
5. Mandi air hangat karena meningkatkan kadar kelembapan udara dan meringankan batuk kering.
6. Konsumsi makanan bergizi seimbang dan minum air putih yang banyak.
7. Untuk pencegahan, cuci tangan sesering mungkin.
2. Tingkatkan asupan cairan. Dengan cara ini, Anda terhindar dari dehidrasi, mencegah lapisan dalam tenggorokan tidak mengering, serta dahak menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan.
3. Hindari minuman bersoda karena memperparah dehidrasi. Untuk orang dewasa, kurangi kopi dan minuman beralkohol.
4. Jauhkan diri dari asap rokok karena akan memperparah kondisi.
5. Mandi air hangat karena meningkatkan kadar kelembapan udara dan meringankan batuk kering.
6. Konsumsi makanan bergizi seimbang dan minum air putih yang banyak.
7. Untuk pencegahan, cuci tangan sesering mungkin.
0 comments:
Post a Comment